Minggu 17 Desember 2017 Minggu Adven III Yesaya 61:1-2a,10-11 MT Lukas 1:46-50,53-54 1 Tesalonika 5:16-24 Yohanes 1:6-8,19-28 KITA TELAH DIURAPI, KITA Renungan Harian - Minggu, 17 Desember 2017. Minggu, 17 Desember 2017. Minggu Adven III. Yesaya 61:1-2a,10-11. Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di Kitaakan memasuki minggu sengsara ke tiga yang disebut Minggu Reminiscere. Minggu Reminiscere menunjuk pada Mazmur 25:6 "Ingatlah segala RahmatMu dan kasih setiaMu ya Tuhan.". Sesungguhnya Rahmat dan kesetiaan Tuhan sudah dinyatakan bagi saudara dan saya. Rahmat dan kesetiaan Tuhan bagi kita dinyatakan melalui sengsara, derita dan kematian RENUNGAN Renungan Harian; Renungan Mingguan; Renungan Harian; Renungan Mingguan; SPIRITUALITAS IGNATIAN; Sign in. Welcome! Log into your account. your username. your password. KAUM MUDA KELUARGA KESEHATAN Keuskupan Kisah Romo Martin KOMUNITAS RELIGIUS Konsili Vatikan II KWI LENTERA KEHIDUPAN Lingkungan Hidup dan Keutuhan Ciptaan LENGKONG AYOBANDUNG.COM -- Berikut kumpulan bacaan injil minggu palma 10 April 2022 misa peringatan sengsara Yesus. Setelah melewati hari minggu prapaskah kelima, umat katolik merayakan minggu palma atau minggu daun palem. Minggu ini mengenakan peristiwa Yesus masuk ke kota Yerusalem dan merupakan pengenangan akan kisah sengsara Yesus Kristus RenunganHarian Air Hidup: TUHAN PERHATIKAN SENGSARA KITA Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. < Yesaya 53:3 > Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Wahyu 61-8 Apakah Empat Penunggang Kuda dalam kitab Wahyu sudah datang? Lalu aku melihat Anak Domba itu membuka salah satu dari ketujuh meterai itu, dan kudengar salah satu dari keempat makhluk itu berkata dengan suara yang menggelegar, "Mari!" Jadi aku menengadah dan melihat seekor kuda putih, dan penunggangnya memegang sebuah busur panah. Dan dia diberikan mahkota, dan dia pergi untuk mengalahkan dan menaklukkan. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, kudengar makhluk yang kedua itu berkata, "Mari!" Kemudian kuda lain keluar. Warnanya merah terang, dan penunggangnya diberi kuasa untuk menyingkirkan kedamaian dari bumi dan membuat manusia saling membunuh. Dan dia diberikan sebilah pedang yang besar. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, kudengar makhluk yang ketiga itu berkata, "Mari!" Kemudian aku menengadah dan melihat seekor kuda hitam, dan penunggangnya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan kudengar suara yang kedengarannya seperti suara yang berasal antara keempat makhluk itu, berkata, "Satu liter gandum seharga satu dinar, dan tiga liter jelai seharga satu dinar, dan jangan merusakkan minyak dan anggur itu". Dan saat Dia membuka meterai yang keempat, kudengar suara makhluk yang keempat itu berkata, Mari dan lihatlah. Dan aku menengadah, dan melihat seekor kuda pucat dan nama yang menungganginya adalah Maut, dan Neraka mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi, untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan, dan dengan kematian, dan dengan binatang-binatang buas di bumi. Wahyu 61-8 Bumi/Tanah Tidak Sehat.'erets ló 'aruwkahDalam perenungan akan arti Kesengsaraan yang dilalui oleh Yesus Kristus dua ribu tahun lalu " Markus 8 31", demi memperbaiki hubungan Manusia dengan Allah yang rusak karna dosa-dosa manusia sendiri, semestinya membawa kita pada kesadaran betapa berharganya kehidupan sebagai seharusnya dan selayaknya mengerti benar akan arti kesengsaraan-Nya itu, dan berterima kasih serta hidup seturut Kehendak-Nya, sebagai bentuk nyata rasa terima kasih kenyataannya sampai sekarang kebanyakan dari kita justrul menjadi penyebab kesengsaraan-kesengsaraan bagi sesama kita dan bahkan bagi Bumi/Tanah Virus Corona menjadi pergumulan Dunia sampai ke pelosok-pelosok seperti di Raijua, kita berpikir bahwa umat manusia ada dalam kesengsaraan/kesakitan, dan memang terlihat demikian. Namun dalam perenungan kita harus sadar bahwa sebenarnya yang sedang sengsara/sakit adalah Bumi/tanah ini, karna ulah terbesar dari manusia sendiri "Yeremia 12 1-4".Dahulu sejak zaman nenek moyang kita, setiap penyakit pasti akan ditemukan obat yang disediakan oleh Bumi/Tanah, tetapi sekarang tidak, virus Corona dan penyakit lainnya seakan tiada obatnya! Karena apa? Bumi/Tanah tidak lagi baik seperti dahulu, Bumi/Tanah begitu sengsara dalam kesakitan akibat ulah kita, Mulai dari hal kecil seperti membuang sampah sembarangan, sampai hal yang besar seperti limbah pabrik dan penebangan Bukan manusia yang sedang sengsara, Tetapi Bumi/Tanah yang sedang sengsara "Mazmur 107 34". Kesengsaraan kita hanyalah ikutan dari itu dan tidak adanya lagi pertolongan yang disediakan oleh Bumi/Tanah kesengsaraan di minggu-minggu sengsara ini, agar kita sadar tanggungjawab iman kita yang sesungguhnya selama ini terabaikan. Oleh Setiawan Patipalohi, Februari 2021, Pelayan Jemaat Di GMIT Sion Boko, Raijua Senin, 01 April 2019 Edit Kita telah berada pada Minggu sengsara ke 5 di tahun 2019. Minggu Sengsara ke – 5 disebut Minggu Laetare yang berarti Minggu Sukacita. Antifon Pembukaan Minggu sengsara ke - 5 diambil dari Yesaya 66 10 “Bersukaciatalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya.” Yesaya 6610 merupakan bagian nubuat Yesaya tentang pemulihan Israel sebagai umat Allah. Nubuat ini memberi pengharapan dan penghiburan kepada umat Israel pada masa pembuangan ke Babel. Pemulihan Tuhan membawa kemakmuran dan kesejahteraan. Damai sejahtera akanmengalir seperti sungai dan seluruh umat akan bersukacita. Umat yang sebelumnya berkabung akan bergirang bersama Yerusalem. Sion akan bersukacita dan Yerualem akan diberkati dengan melimpah. Umat Israel akan dijadikan dan dipakai Allah sebagai bangsa yang mengantarkan anugerah keselamatanNya bagi bangsa – bangsa lain. Dalam Minggu Laetare ini, kita bersukacita karena sudah separuh jalan menghayati masa Kesengsaraan. Minggu Laetare merupakan simbol perjuangan kita di dunia untuk mencapai sukacita abadi yang dilambangkan dengan Paskah. Sukacita abadi kita peroleh berkat kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Karena itu, Minggu Laetare Minggu Sukacita ini memberikan kepada kita semua semangat untuk menjalani Minggu – minggu sengsara ini dengan sukacita rohani yang besar. Penderitaan dan kesulitan dalam perjuangan tidak sebanding dengan sukacita abadi, yaitu sukacita Paskah, yang akan kita peroleh “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” . Sebagaimana Tuhan memulihkan Yerusalem sesudah pembuangan pada masa Yesaya maka begitu pula Tuhan memulihkan saya dan saudara dari dosa melalui sengsara dan kematianNya. Di tengah derita salib dan pahitnya cawan ada secercah harapan yang membawa sukacita bahwa penderitaan Kristus akan membawa kita pada kemenangan. Karena itu marilah kita bersyukur sebab kita telah dipanggil untuk menderita bersama Kristus dan kitapun akan bersukacita dalam kemenangan Kristus. Pada minggu – minggu sengsara, marilah kita membawa hidup terus terarah kepada Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus yang menderita adalah hidup yang membawa pertobatan, meninggalkan egoisme dan berfokus pada Tuhan. Hidup yang terarah kepada kristus adalah hidup yang penuh pengharapan meski memikul salib berat, hidup yang penuh iman meski mengalami tantangan. Hidup yang terarah kepada Kristus adalah hidup yang menyangkal diri, memikul salib dan setia mengikuti Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus akan membawa sukacita dan kemenangan. Kita telah menerima kasih Allah yang besar. Kita telah menerima Cahaya Sejati. Semakin mengalami penderitaan, semakin berat perjuangan maka kita akan semakin bersukacita. Sebab perjuangan kita adalah perjuangan bersama Kristus. Tuhan memberkati. Saat jemari mengetik huruf demi huruf untuk postingan kali ini, hujan lebat masih mengguyur Jayapura dan sekitarnya. Guntur membahana di langit dan kilat memecah kegelapan malam. Bunyi sirene Ambulance masih terus terdengar bolak balik menyusuri kota. Rasanya berat untuk menulis sesuatu tentang ini. Melihat di Media saja sudah membuat hati teriris apalagi melihat secara langsung. Mendengar cerita saja sudah membuat hati berkecamuk apalagi yang mengalami dan menjadi korban. Kehilangan harta. Kehilangan nyawa. Kehilangan keindahan alam. Semuanya luluh lantak. Semua yang pernah mengalami bencana pasti sangat paham ketika hal yang sama dialami oleh orang lain. Bencana. Tak pernah disangka. Sama sekali tidak dikehendaki. Membuat hati tersentak. Meninggalkan trauma dan duka yang mendalam. Bencana bertubi – tubi. Duka silih berganti. Belum selesai menarik nafas lega ketika yang satu terselesaikan. Yang lain sudah menghantam. Mengapa? Salah siapa? Berbagai pertanyaan yang jawabannya selalu dibahas panjang lebar termasuk untuk bumi Papua, Sentani, Nduga, dll. Berbagai komentar dan teori bermunculan. Berbagai nasihat dan peringatan diulang. Tapi tak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Semua harus dihadapi. Salib di minggu sengsara tak hanya sekedar perenungan panjang tanpa titik. Tak cukup menjadi perenungan untuk akal saja atau untuk rasa tapi juga untuk hati nurani,untuk hidup, untuk perbuatan, untuk kebijakan, untuk keberpihakan, untuk kemanusiaan, untuk masa depan. Setiap musibah ada hikmahnya. Setiap peristiwa dapat menjadi sarana agar pekerjaan – pekerjaan Allah dinyatakan. Seperti yang dialami oleh si buta sejak lahirnya dalam Yohanes 91-41. Ketika para murid bertanya tentang penyebab penyakit si buta apakah karena dosanya atau dosa orang tuanya? Yesus meminta murid-murid-Nya meninggalkan spekulasi sia-sia menuju tindakan. Yesus bertindak bukan sekedar merasa iba, bukan mencari kambing hitam tapi melakukan tindakan penyelamatan. Tindakan yang menyatakan kuasa, kasih dan kemuliaanNya. Yesus tidak sekedar berbicara saja tetapi benar – benar bertindak. Ia mengaduk ludahNya dengan tanah dan mengoleskannya pada si buta. Yesus mengingatkan bahwa saat untuk bekerja terlalu singkat, selama masih siang. Yesus menghubungkan para murid dengan diri-Nya sendiri. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan diri-Nya dan juga pekerjaan mereka. Kolam Siloam menjadi tempat si buta membasuh dirinya lalu matanya melek. Siloam artinya diutus. Siloam menjadi simbol yang menegaskan pengutusan kita ditengah berbagai peristiwa yang terjadi. Sebagaimana Yesus diutus maka kitapun diutus. Di posisi mana mata kita melihat. Mata orang yang buta yang akhirnya bisa melihat dan mengenal Yesus Kristus setelah dia sembuh. Atau mata para murid yang hanya bisa membicarakan dan mendiskusikan keadaan orang itu tanpa berusaha menolongnya. Atau mata para pemimpin agama yang sudah melihat mujizat itu tetapi mereka tidak bisa melihat Tuhan di dalam kebutaan dan kemunafikan mereka. Atau mata Yesus yang bertindak menjawab kebutuhan si buta. Di posisi mana mata kita melihat menjadi cermin sikap kita merespons pengutusan Tuhan. Bencana, penderitaan, kesengsaraan, kehilangan, merupakan kesempatan untuk mengalami pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Itulah jalan salib yang ditempuh Yesus. Salib itu memang berat tapi Yesus memilih jalan Salib untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah. Sebuah syair lagu dari Ebiet Untuk Kita Renungkan …… *Kita mesti tabah menjalani Hanya cambuk kecil agar kita sadar Adalah Dia di atas segalanya* Terima kasih untuk semua yang meresponi peristiwa bencana ini untuk menyatakan pekerjaan – pekerjaan Allah. Yang bekerja di posko – posko bencana dan tempat pengungsian, yang terlibat langsung untuk berbagai proses baik di tempat bencana, di rumah sakit, yang menopang dengan memberi berbagai bantuan bahkan yang mendoakan. Salib ini memang sangat berat. Salib … untuk menunjukan bahwa Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Tuhan memberkati. Puji Tuhan, Shalom sahabat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Pada kesempatan ini saya akan sharing tentang renungan harian air hidup yang bisa kita nikmati bersama setiap saat. Semoga renungan yang akan saya berikan bisa menguatkan kehidupan kalian dan bisa menjadi berkat untuk dalam kehidupan kita pasti pernah dihadapkan pada sebuah pilihan yang mengharuskan kita untuk membuat sebuah keputusan. Meski sudah membuat sebuah keputusan, tentu bisa terjadi dan juga tidak segala keputusan mutlak di atur oleh Tuhan Yesus. Oleh karena itu, jika keputusan yang sudah kita buat dan akhirnya tidak terwujud kita tidak perlu marah, sedih dan iman kita lebih kuat, mari kita baca renungan harian air hidup terbaru 2023 berikut Renungan Harian Air Hidup Hari Ini Tahun 2023Di bawah ini ada banyak judul renungan Kristen yang bisa kita nikmati bersama setiap hari secara gratis. Membaca renungan itu tidak membuat diri kita rugi, melainkan iman kita akan semakin itu langsung saja kita mulai membaca dari judul yang pertama, berikut Hidup Sejahtera dan Panjang Umur“Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.”Bacaan Injil Amsal 3 1-2Di dalam renungan singkat hari ini kami akan memberikan kepada kamu rahasia untuk hidup sejahtera dan panjang orang tua pastinya berharap supaya anak-anaknya dapat hidup damai sejahtera dan bahagia. Supaya harapan tersebut tercapai tak jarang orang tua memberi nasihat untuk adalah salah satu wujud tanggung jawab orang tua atas perintah yang Tuhan berikan untuk mendidik anak-anak yang telah dipercayakan-Nya pada mereka. Orang tua pun harus meyakinkan anak-anak untuk memperhatikan serta melakukan apa yang orang tua ini sama dengan Salomo, dirinya meyakinkan anak-anaknya untuk memelihara nasihat orang tua supaya di karunia hidup lebih sejahtera dan umur panjang. Salomo menekankan pentingnya taat pada Allah dan hidup menurut menaati Allah hanya bisa dilakukan jika percaya kepada Allah dengan segenap hati dan tak meragukan-Nya. Kepercayaan tersebut jadi dasar dari hubungan antara manusia dengan Allah. Percaya bahwa Allah sangat mengasihi dan setia memelihara kita bisa melakukan kehendak-Nya, Allah berjanji akan membawa kita mencapai sasaran yang sudah Ia tetapkan bagi kehidupan firman Tuhan hari ini tidak hanya bisa di pakai dalam renungan firman Tuhan untuk ulang tahun anak namun juga dapat kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari jika kita ingin memiliki umur yang panjang dan hidup damai Tuhan mengatakan bahwa damai sejahtera dan umur lanjut merupakan sebuah bonus hidup. Pada ayat Alkitab hari ini kita di ajak untuk memiliki kehidupan yang tetap memegang teguh firman kita belajar untuk berdoa supaya memiliki usia yang panjang sesuai dengan yang kita impikan. Selain itu, berdoa perlu juga berupaya untuk hidup sehat baik secara fisik maupun tak hanya usia panjang yang kita doakan, tetapi juga bagaimana supaya pada umur yang pajang tersebut, hidup kita dapat di isi dengan berpegang teguh pada ajaran dan perintah Tuhan Mujizat Tuhan Pasti Terjadi“Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban, Engkau telah menyatakan kuasa-Mu diantara bangsa – bangsa“Bacaan Injil Mazmur 77 15Didalam menjalani hidup ini. Pasti anda tidak akan terlepas dari sebuah masalah. kadang masalah tersebut juga tidak bisa anda selesaikan dengan kekuatan anda sendiri. oleh sebab itu, anda perlu sebuah mujizat daripada Tuhan untuk menyelesaikan masalah didalam kehidupan renungan harian air hidup hari ini, kita akan belajar bersyukur terhadap mujizat yang pernah kita alami didalam hidup harus jujur terhadap diri kita sendiri dan mau mengkaui segala keterbatasan terhadap kemampuan dan kekuatan yang ada dalam diri kita. tidak ada satupun yang bisa kita andalkan bahkan kita sombongkan terhadap diri kita tidak akan mampu berbuat apa – apa, jika tiada pertolongan dan mujizat yang telah diberikan Tuhan. langkah utama untuk kita bisa mendapatkan mujizat dan pertolongan Tuhan adalah kita harus percaya terhadap sekali – kali kita ragu terhadap kuasa Tuhan. kita semua perlu meyakini bahwa Tuhan kita Yesus Kristus mampu mengerjakan perkara kecil maupun perkara besar didalam kehidupan kita. Meskipun didalam kehidupan kita sehari – hari, kita sering meragukan kuasa-Nya. tapi perlu kita ingat bahwa Tuhan sangatlah mampu memberikan mujizat serta pertolongan didalam hidup kita tepat pada kasih Tuhan, kita boleh merasakan anugerah dan mujizat didalam hidup kita. kasihNya yang diberikan kepada kita bukan kasih yang sembarangan. tapi kasih yang diberikan Tuhan Yesus ini adalah kasih karunia terbesar bagi setiap orang yang percaya itu dibuktian-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Dia mau dengan rela menebus umat berdosa supaya mendapatkan keselamatan yang kekal. kita patut bersyukur bahwa kita memiliki Tuhan Yesus yang sangat mengasihi Tak hanya Mujizat saja yang bisa Tuhan lakukan. Tapi kasih Tuhan yang tidak terbatas ini sehingga mampu mengasihi semua orang baik itu orang yang berdosa. Dan kasih yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita. adalah kasih yang kekal dan abadi, tidak ada satupun orang yang mampu kita baca dari kitab ibrani “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama – lamanya”Kuatnya iman kita kepada Tuhan, membuat kita bisa merasakan mujizat yang diberikan Tuhan. Jika kita sendiri ragu terhadap kuasa Tuhan, tentu kita akan susah merasakan Mujizat yang diberkan Tuhan diatas hidup Tuhan Dapat Merubah Keputusan“Beginilah Firman Tuhan Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, Sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi”Bacaan Injil 2 Raja – Raja Pasal 20 1 – 11Renungan harian air hidup ini menceritakan kisah hidup dari tokoh alkitab yang bernama Hizkia terhadap penyakit yang dialaminya. Oleh karena penyakit tersebut, Hizkia nyawa Hizkia terancam. Namun karena belas kasih Tuhan, Hizkia boleh sembuh dari penyakitnya, bahkan diberikan kesempatan hidup selama 15 2 Raja – Raja 20 3, kita bisa belajar tentang kesetiaan dan ketekunan dalam berdoa yang sudah di contohkan oleh Hizkia. Berkaitan dengan judul kita yaitu Tuhan dapat merubah keputusan ini. kita perlu tekun melakukan kehendak situ kita dapat menyentuh dan menggerakan hati Tuhan untuk merubah keputusan didalam kehidupan kita menjadi sebuah keputusan yang itu, Tuhan memberikan perintah kepada Nabi Yesaya untuk menyampaikan berita kepada Hizkia tentang penyakitnya. Pesan yang disampaikan Nabi Yesaya tersebut adalah Hizkia tidak akan bisa sembuh dari penyakitnya, bahkan tidak lama lagi akan perkataan tersebut, Hizkia tidak tidak pasrah dan menggerutu terhadap Tuhan, melainkan Ia lebih tekun didalam doa dan memohon ampun kepada Kitab Raja – Raja 20 2 – 3, dikatakan bahwa Hizkia memalingkan wajahnya kepada sebuah tembok dan menyampaikan isi hatinya bahwa ia telah melakukan yang terbaik kepada Tuhan dan telah bertekun didalam dan melihat ketekunan dari Hizkia, Tuhan berbelas kasihan kepada Hizkia. Sehingga sakit yang dialami hizkiapun disembuhkan oleh Tuhan. Bahkan Tuhan juga memberikan kesempatan hidup selama 15 Tahun. Selain itu Tuhan juga melepaskan Hizkia dari tangan raja asyur dan memagari kota dari Hizkia ini, juga mengingatkan saya terhadap cerita kota Niniwe yang akan dihancurkan oleh Tuhan karena perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh seluruh penduduk kota tersebut. Ketika mengetahui hal tersebut, Raja dari kota Niniwepun takut dan mengajak seluruh rakyat bahkan ternak untuk yang dilakukannya yaitu berpuasa dan berkabung. Melihat apa yang telah dilakukan oleh seluruh penduduk kota niniwe tersebut, Tuhan memiliki rasa belas kasihan kepada kota tersebut. Sehingga penghancuran kota tersebut pada akhirnya di harus bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena Dia adalah juru selamat kita yang sangat baik, murah hati, penuh dengan belas kasihan, penuh cinta bagi setiap orang yang melakukan kehendaknya dengan hati yang melalui pertobatan yang kita lakukan ini tentu akan menggerakan hati Tuhan untuk selalu mengampuni kita dan merubah kehidupan kita melalui keputusan yang sudah di buat oleh sudah membaca renungan harian air hidup hari ini, Tuhan Yesus Memberkati!

renungan air hidup minggu sengsara